Jumat, 05 Juli 2013

Yesus dan Bartimeus


MARKUS 10: 46 52

Saudara-saudari yang saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus.
Bacaan Injil ini berbicara tentang penyembuhan seorang buta bernama Bartimeus. Meskipun tidak dapat melihat karena buta, Bartimeus yang saat itu sedang duduk di pinggir jalan mendengar bahwa Tuhan Yesus sedang melintasi Yerikho. Bartimeus pun berseru memohon belas kasihan Tuhan dengan berkata, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku.” Meskipun ditegur orang banyak, Bartimeus semakin keras berseru memanggil Tuhan Yesus. Seruan Bartimeus berbuah panggilan dari Tuhan Yesus yang kemudian menanyakan apa yang dikehendaki Bartimeus dari-Nya. Bartimeus menjawab, “Rabuni, supaya aku dapat melihat!” Tuhan Yesus pun kemudian berkata, “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Seketika itu juga, Bartimeus dapat melihat kemudian mengikuti Tuhan Yesus.
Saudara-saudari terkasih,
Kisah ini begitu sederhana tetapi memiliki makna iman yang sangat dalam. Dalam permenungan ini, saya mengajak kita untuk melihat hidup kita di dunia ini sebagaimana Bartimeus. Bartimeus mengalami perjumpaan dengan Tuhan Yesus saat ia sedang duduk di pinggir jalan. Bilamana kita mencoba melihat hidup kita di dunia ini sebagai suatu peziarahan menuju kemuliaan surga, kita pun akan mendapati bahwa seringkali sama seperti Bartimeus, yang berhenti untuk duduk di pinggir jalan, demikian juga kita seringkali berhenti saat diperhadapkan pada kesulitan hidup, entah pergumulan dalam keluarga, kesulitan dalam hidup, maupun derita karena sakit baik fisik maupun batin. Beratnya pencobaan tak jarang membuat kita sulit melangkah lagi, sehingga memutuskan untuk berhenti dan duduk. Ini merupakan sikap yang sangat manusiawi. Akan tetapi, sebagai seorang Katolik, kita dipanggil untuk melihat segala peristiwa hidup yang sungguh manusiawi itu untuk kemudian menyikapinya secara ilahi.
Kebutaan Bartimeus sebenarnya merupakan kebutaan kita juga. Seiring dengan berbagai pencobaan yang kita alami, tak jarang kita pun mengalami suatu kegelapan iman. Dalam kegelapan iman itu, kita terdorong untuk mempertanyakan Tuhan, dimana kita sulit melihat maksud dan kehendaknya di balik segala peristiwa & kesulitan hidup. Bacaan ini merupakan sapaan Tuhan yang menunjukkan kepada kita bagaimana dalam ke-ilahi-an sebagai putra-putri Allah, kita boleh berdiri dalam iman sama seperti Bartimeus, dan menyerukan nama Tuhan serta memohon belas kasihan dari-Nya. Setiap orang pasti mengalami badai pergumulan dalam hidup, yang jika tidak disikapi dalam iman, bisa membuat kita tergoda untuk mencari jalan penyelesaian di luar Tuhan, bahkan dapat membawa kita ke jurang keputusasaan dan kebinasaan. Injil hari ini mengajar kita bagaimana bersikap sebagai seorang Katolik sejati, yakni disaat menghadapi badai pergumulan hidup, kita harus berdiri dalam iman dan berseru kepada Tuhan, sebab hanya Tuhanlah satu-satunya jawaban atas segala pergumulan hidup kita. Manakala kita berseru kepada Tuhan, yakinlah, pada waktu yang tepat, Tuhan akan menjawab kita dan menolong kita. Bilamana kita sungguh berserah kepada Tuhan dalam iman, pada waktunya nanti, iman itulah yang akan mendatangkan pertolongan dari Tuhan. St. Teresa dari Avila mengingatkan kita, “Hendaklah kerinduanmu adalah melihat Allah, ketakutanmu kehilangan Dia, dukacitamu terpisah dari-Nya, sukacitamu boleh memiliki Dia. Dengan demikian, engkau akan beroleh damai sejahtera.
Saudara-saudari yang terkasih,
Tahun Iman yang saat ini kita rayakan, merupakan saat penuh rahmat bagi kita semua, putra dan putri Allah, yang oleh Sakramen Pembaptisan telah diangkat menjadi anak-anak-Nya, sebagai ahli waris kerajaan surga. Maka marilah di tahun penuh rahmat ini, kita memohonkan karunia iman dari Allah, agar kita semua boleh memiliki kesetiaan untuk beriman dalam badai pergumulan hidup, agar kita memiliki keberanian untuk menyerukan nama Tuhan, agar kita menanti dengan setia sampai Tuhan memanggil dan menolong kita. Dengan demikian, kita boleh menjadi garam dan terang dunia, dimana orang boleh melihat kehadiran Tuhan dalam hidup kita dan memuliakan Bapa di surga.
Semoga demikian.

My sincere prayer & fraternity love,
VERO, FERNANDO TAOLE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar