Jumat, 05 Juli 2013

Yesus menyembuhkan hamba perwira Romawi di Kapernaum

MATIUS 8: 5 – 13

Saudara-saudari yang saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus.
Dalam bacaan ini, dikatakan bahwa Tuhan Yesus menyembuhkan hamba dari seorang perwira Romawi di Kapernaum. Hamba dari perwira itu terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan sangat menderita. Sang perwira datang kepada Tuhan Yesus untuk memohonkan kesembuhan bagi hambanya. Dalam cintakasihNya yang besar, Tuhan Yesus menyatakan kesediaanNya pergi ke rumah perwira itu untuk menyembuhkan hambanya.
Disinilah kisah Injil yang sepertinya sudah jelas bagaimana akhir ceritanya tiba-tiba berubah menjadi suatu peristiwa iman yang sungguh menarik untuk kita renungkan. Sang perwira memberikan jawaban yang cukup mengagetkan. Dia berkata, “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.” (ayat 8)
Jawaban sang perwira ini begitu menggerakkan hati Tuhan Yesus sampai Ia berkata, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara orang Israel.” (ayat 10) Melihat betapa besarnya iman sang perwira Tuhan Yesus lalu berkata kepadanya, “ Pulanglah dan jadilah kepadamu, seperti yang engkau percaya.” Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya.
Saudara-saudari terkasih.
Bacaan ini mengajak kita sekalian untuk belajar beriman seperti sang perwira Romawi. Dia bukanlah seorang Israel, dia bukan bagian dari mereka yang disebut sebagai bangsa pilihan, tetapi justru orang yang dianggap kafir pada masa itu, sanggup menunjukkan iman yang luar biasa besar kepada Tuhan. Bagaimana dengan kita sekalian? Bukankah dengan menerima Sakramen Pembaptisan kita telah dipilih dan diangkat Allah sebagai putra-putriNya, sebagai ahli waris kerajaanNya? Tetapi, dalam kenyataannya harus kita akui betapa kita masih kurang beriman kepada Allah. Ada banyak saat & peristiwa di dalam hidup kita, dimana iman kita diuji lewat berbagai pergumulan misalnya permasalahan dalam keluarga, kesukaran-kesukaran hidup, kematian anggota keluarga, sakit yang berkepanjangan, dan masih banyak pergumulan iman lainnya yang seringkali disikapi dengan kurangnya bahkan ketiadaan iman akan Allah.
Kita sering mempertanyakan Tuhan, meragukan kebaikan dan kemahakuasaanNya, malah tak jarang ada yang justru meninggalkan imannya dalam kekecewaan. Saat ini kita hidup di tengah dunia dan setiap hari menyaksikan berbagai kemunduran dan kegagalan dalam beriman. Kita seringkali sulit untuk melihat rancangan Tuhan yang indah di balik segala peritiwa hidup, yang paling pahit sekalipun. Akan tetapi, yakinlah, Tuhan sanggup mendatangkan sesuatu yang baik, bahkan dari keadaan atau peristiwa yang teramat buruk sekalipun.
Inilah keindahan iman kristiani, keberanian untuk percaya sekalipun tidak ada alasan untuk percaya, keberanian untuk berharap sekalipun tidak ada dasar untuk berharap. Bagi Tuhan, tidak ada yang mustahil dan hanya Tuhanlah pilihan terbaikku. Bersama St. Teresa dari Avil kita diajak untuk dengan penuh iman berkata, “Solo Dios basta!” – “Tuhan saja cukup!”
Saudara-saudari terkasih.
Gereja merupakan persekutuan orang-orang beriman. Maka, menjadi anggota Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik, menuntut dari kita kesediaan untuk menjadi saksi-saksi iman di sepanjang perjalanan hidup kita. Panggilan kristiani merupakan panggilan untuk selalu siap-sedia dalam kepasrahan iman untuk menjawab “YA” seperti Ibu Maria, atas segala misteri iman yang terjadi dalam hidup kita. Jawaban iman sang perwira yang merupakan juga jawaban iman kita dalam setiap Misa Kudus, kiranya selalu ada di bibir kita. “Ya Tuhan, saya tidak pantas Tuhan datang kepada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.” Semoga Tahun Iman yang kita rayakan saat ini semakin menumbuhkan iman Gereja, iman kita semua. Iman untuk berharap sekalipun tidak ada alasan untuk berharap. Iman untuk percaya sekalipun tidak ada dasar untuk percaya. Dengan demikian, janji Tuhan Yesus di akhir bacaan tadi boleh menjadi nyata dalam kehidupan kita, “Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya.”
Semoga demikian.

My sincere prayer & fraternity love,
VEROL FERNANDO TAOLE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar